Senin, 22 November 2021

Pentingnya Strategi Layanan Bimbingan Konseling Efektif di Masa Pandemi Covid-19

Salah satu cara pemerintah untuk menanggulangi penyebaran covid-19 di indonesia adalah dengan melaksanakan pembelajaran secara daring. 

Pembelajaran dari mulanya diberlakukan pada 16 Maret 2020 hingga saat ini. Hal ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19). 

Berdasarkan observasi penulis selama melakukan Pengenalan Lapangan Persekolahan Bimbingan dan Konseling (PLP BK) di SMA Darul Ulum Kepohbaru Bojonegoro, mulanya terjadi kekacauan pembelajaran secara daring. 

Semua orang baik siswa ataupun guru secara mendadak di tuntut untuk menguasai bebagai aplikasi yang mendukung pembelajaran secara daring. Berdasarkan wawancara penulis dengan guru pamong, pada semester awal pembelajaran daring banyak sekali jam pembelajaran yang kosong bahkan di tiadakan. Sekali lagi hal ini disebabkan semua pihak tengah berusaha menyesuaikan diri dengan sistem pembelajaran baru.

Apabila kondisi tersebut terus tejadi maka akan menimbulkan situasi yang dinamakan dengan learning loss yaoitu, hilangnya kesempatan belajar karena berkurangnya intensitas interaksi dengan guru dan siswa lain pada saat proses pembelajaran. Intensitas interaksi yang terbatas terutama guru dan siswa dapat mengakibatkan penurunan penguasaan kompetensi siswa. 

Guru  kesulitan untuk melakukan evaluasi, penguatan materi, dan pengembangan karakter siswanya. Interaksi guru dan siswa secara langsung saja masih banyak ditemui permasalahan apalagi kalau hanya bertemu di dunia maya.

Pada pembelajaran bimbingan konseling sendiri di SMA Darul Ulum Kepohbaru, sempat terjadi learning loss. Dimana guru pamong belum bisa memfasilitasi peserta didik dalam layanan konseling karena faktor guru pamong yang kurang memahami tentang teknologi dan siswa yang belum memiliki perangkat pembelajaran yang memadahi. 

Kemudian selama masa pandemi guru pamong lebih berfokus pada absensi siswa. Tidak bisa di pungkiri, banyak sekali siswa dalam pembelajaran daring mengalami kendala sinyal, atau perngkat belajar. 

Juga ada yang tidak masuk sekolah tampa izin dan sering tidak mengerjakan tugas. Oleh karena itu, guru pamong menugaskan 5 anak tiap kelas untuk menjadi petugas presensi di setiap mata pelajarans serta selalu berkoordinasi dengan guru mata pelajaran lain untuk memantau sejauh mana siswa dapat mengikuti pembelajaran dan menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya.

Guru pamong bercerita, kendala utamanya adalah pada kurang pahamnya beliau dengan perkembangan teknologi saat ini. Selama ini pembelajaran yang dilakukan hanyalah layanan bimbingan klasikal melalui Zoom Meeting. Sedangkan untuk layanan bimbingan kelompok dan konseling kelompok belum bisa terlaksana, karena bingung metode dan teknik apa yang sesui di terapkan apabila pembelajarannya secara daring. Sedangkan untuk konseling individu tetap dilakukan kepada anak-anak yang sering tidak mengikuti kegiatan daring.

Kabar baiknya, sejumlah sekolah kini sudah memulai PTM (Pembelajaran Tatap Muka). 

Peraturan mengenai PTM ini tertuang pada Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2021 yang menyebutkan bahwa zona hijau, kuning dan jingga dapat melaksanakan PTM Terbatas. Sedangkan zona merah wajib menyelenggarakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara online. 

Pada sekolah tempat penulis PLP kegiatan PTM dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat dan setiap harinya hanya ada 50% dari kapasitas kelas yang boleh hadir ke sekolah, sedangkan 50% lainnya tetap belajar secara daring.

Namun hadirnya PTM tentu membuat para guru harus menyesuaikan diri lagi dengan sistem pembelajarannya. 

Jadi kondisi ketika PTM guru harus cakap dalam membagi fokusnya antara siswa di kelas dengan siswa di rumah yang mengikuti pembelajaran melalui Zoom secara bersamaan. Belum lagi terjadi reduksi waktu pelajaran menjadi 30 menit setiap satu kali jam pelajaran. 

Untuk menyikapi hal tersebut penulis menyarankan bagi para konselor sekolah untuk mencoba model pembelajaran blended learning. 

Model pembelajaran blended learning  pada dasarnya adalah pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara mengajar dan gaya pembelajaran yang berbeda serta ditemukan pada komunikasi terbuka diantara seluruh bagian yang terlibat dengan pelatihan. Khususnya penggabungan pembelajaran langsung dengan pembelajaran daring.

Implikasinya dalam pembelajaran BK bisa diterapkan dengan konselor sekolah dapat membagikan materi pembelajaran, video atau kuis mengenai materi yang akan di ajarkan terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai. Hal ini dapat memberikan bekal pengetahuan awal bagi siswa dan menghemat waktu mengajar menjadi lebih efektif. Kemudian konselor sekolah juga dapat meminta siswa mengerjakan tugas yang kemudian bisa di kumpulkan di media online seperti Google Clasroom.

Sedangkan untuk metode pembelajarannya, penulis hendak membagikan metode yang sudah di terapkan selama masa PLP BK di SMA Darul Ulum Kepohbaru. Poin utama yang harus di pegang adalah memberikan  layanan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini membuat siswa merasa relate dan menambah pemaknaan dalam menyerap materi. 

Pengetahuan tersebut penulis dapatkan dari pengalaman menawarkan konseling kelompok dan bimbingan kelompok dengan topik yang dekat dengan mereka mendapat respon positif, bahkan terjadi momen rebutan kuota untuk mengikuti layanan kelompok tersebut. 

Penulis juga mendapat umpan balik dari siswa bahwa selama ini jam BK di sekolah digunakan sebagai ajang cerita atau terkadang di biarkan kosong. Sehingga siwa sangat antusias apabila penulis memberikan sebuah materi yang terasa sangat dekat manfaatnya.

Penulis pernah menconba menggunakan metode pendekatan  experiential learning, project base learning, trait and factor, modeling, SFBC , sosiodrama dan realita yang tetap bisa diterima dengan positif oleh siswa. 

Setelah layanan penulis juga tidak lupa membagikan lembar evaluasi, lembar kerja siswa dan tugas ke Google Clasroom. Sehingga siswa dapat secara fleksibel mempelajari kembali materi yang di sampaikan. 

Selama menerapkan beberapa metode pembelajaran tersebut ada yang memperoleh respon yang aktif dan positif seperti experiential learing karena siswa bebas mengkoneksikan materi yang di ajarkan dengan pengalamannya sehari-hari sehingga lebih mudah di padami. Ada juga modeling dimana siswa merasa tertarik dengan video yang di tampilkan di kelas sehingga pembelajaran terasa lebih menyenangkan. 

Tetapi ada juga pendekatan SFBC yang dengan kemampuan penulis saat ini masih belum bisa mempraktekkannya dengan baik. 

Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan penulis dalam mengkomunikasikan teknik dalam pendekatan SFBC yang sekiranya mudah untuk di pahami anak.

Demikian pengalaman yang dapat penulis bagikan ke pembaca mengenai pembelajaran bimbingan dan konseling secara efektif selama masa pandemi covid-19. Penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran dapat berjalan efektif apabila konselor sekolah mengambil topik layanan yang benar-benar dibutuhkan dan diminati siswa. Kemudian model pembelajaran yang disarankan adalah Blended Learning untuk mensiasati reduksi jam pelajaran dan pemberian layanan tetap komperhensif serta optimal. 

Tiada kata tak bisa, kuncinya mau beradaptasi dan melayani sepenuh hati.


BIODATA PENULIS 

Nama : Shorihatul Hasanah, S. Pd.

Unit Kerja : SMA Darul Ulum Kepohbaru

No. Hp         : 085736429546


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JADWAL IMSAKIYAH RAMADHAN 1444H KABUPATEN BOJONEGORO

Berikut ini merupakan  informasi terkait  download jadwal imsakiyah, sahur, sholat, terbit dan buka puasa selama ramadhan 2023 di wilayah Bo...