Kegiatan KKN Membangun Desa Berkelanjutan UIN SATU 2022 ternyata membuahkan ide yang cemerlang. Setelah melaksanakan kegiatan KKN selama satu semester, melakukan riset langsung di masyarakat, para mahasiswa yang berjumlah 31 orang ini memilih untuk tidak kembali ke kampus tempat mereka kuliah, tetapi memilih menetap dan membikin sebuah suku baru.
Ide cemerlang ini bermula dari melihat pengalaman kehidupan langsung di masyarakat yang unik dan penuh kearifan lokal, keguyuban warga, sistem kepercayaan dan tradisi budaya yang kental di masyarakat tempat mereka ber-KKN. Namun, sebagai umumnya kaum akademis mereka dihantui oleh kegelisahan yang didasarkan adanya perkembangan arus informasi yang sangat cepat dan arus globalisasi yang begitu massif. Bahwa masa depan desa akan mengalami ancaman yang hebat dan tantangan yang sangat berat. Nilai-nilai kearifan lokal akan tergerus oleh gempuran globalisasi ini.
Untuk itu, sebagai gerakan riil dan kontekstual, yang didasari oleh imaginasi dan intuisi, mereka memilih untuk menciptakan suku baru. Yang mereka beri nama " Suku Bunga." Layaknya suku-suku di pedalaman, maka anggota suku baru ini akan mengikatkan diri pada nilai-nilai yang dipegang bersama. Disamping menjaga, melestarikan dan menghormati alam, sebagai kakak kandung kehidupan manusia, suku baru ini membangun sistem yang eklektik. Selain mengangkat pimpinan suku, sebagaimana sistem organisasi modern yang disebut kepala suku, ada yang disebut sebagai "dewa suku" sebagaimana sistem masyarakat puritan jaman dulu.
Kepala suku bertugas memimpin anggota suku, memimpin do'a-do'a dan ritual suku. Juga diperbolehkan menikahi anggota suku lebih dari seorang setelah melakukan puasa mutih 40 hari. Ong Lucky rencananya akan dipilih sebagai kepala suku.
Sedangkan dewa suku bertugas memberi petunjuk dan bertindak sebagai hakim jika terjadi konflik antar anggota suku, juga bertugas mengawinkan ketua suku dan anggota suku. Karena dewa suku tidak diperkankan menikah selama menjadi dewa suku. Ki Natonga rencananya dititahkan sebagai dewa suku.
Para mahasiswa ini rencananya akan menempati lahan baru seluas sekitar 10 hektar di area hutan yang jauh dari jangkauan listrik dan jaringan internet. Mereka sepakat untuk kembali ke alam, dan menggantungkan penghidupannya dari hasil alam. Ternakpun apa adanya, cukup ayam, kambing, kerbau, sapi dan kucing, gurem dan tengu.
Menurut imaginasi dan intuisi yang didapatkan oleh dewa suku bunga ini, Ki Natonga, diperkirakan dengan 23 perempuan dan 8 laki-laki ini dalam kisaran waktu 10 tahun sudah akan berkembang menjadi 300 an anggota suku dari hasil perkawinan dan hubungan biologis diantara mereka. Belum lagi kalau ada yang melahirkan kembar tentu jauh akan lebih besar jumlah anggota suku bunga ini.
Nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut sedang dirumuskan oleh dewa suku dan anggota suku dengan memperlajari nilai-nilai ajaran kuno, kearifan parenial dan belajar dari suku-suku pedalaman di Nusantara. Salah satu nilai yang diambil dari luar sukunya adalah ajaran kejujuran di Sedulur Sikep suku Samin.
Perlu diketahui bahwa suku baru ini tidak akan menjadi ancaman bagi negara NKRI. Ini bukan negara baru, apalagi menganut sistem khilafah atau komunisme. Justru akan memperkuat keutuhan bangsa dan negara. Sebagai anak bangsa kita harus bangga atas ide kreatif dan cemerlang ini. Selebihnya kita menunggu hasil rumusandan hasilnya dalam 10 tahun mendatang.
#uinsatu #kknmdbuinsatu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar